Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, dikenal sebagai surga kuliner medan dengan berbagai sajian lezat dan unik yang menggoda selera. Dari nasi goreng petai hingga soto Medan yang gurih, kota ini tidak pernah kehabisan inovasi dalam urusan rasa. Namun, di tengah gemerlapnya ragam kuliner, ada satu sajian jalanan yang mencuri perhatian—Martabak Telur yang dimasak di pinggir selokan.
Kedengarannya mungkin tidak lazim, bahkan https://www.labuanresort.com/ cenderung meragukan bagi sebagian orang. Tapi, jangan salah. Martabak telur ini justru menjadi primadona di kalangan warga lokal dan wisatawan. Dimasak di atas gerobak sederhana yang berada di trotoar sempit, tepat di sisi saluran air terbuka, martabak ini memiliki daya tarik tersendiri yang membuat orang rela mengantre lama demi mencicipinya.
Kesederhanaan yang Autentik
Apa yang membuat martabak telur ini istimewa bukan hanya soal tempatnya yang “tidak biasa,” tetapi justru karena keaslian rasa dan teknik memasaknya yang masih tradisional. Penjualnya, Bang Ucok, sudah berjualan di tempat itu lebih dari 15 tahun. Ia tidak tergoyahkan oleh modernisasi atau lokasi yang kurang ideal. Dengan wajan datar besar yang telah menghitam karena usia, serta tangan terampil yang cekatan membalik adonan, Bang Ucok berhasil menciptakan martabak dengan kulit renyah dan isian gurih yang menggugah selera.
Isian martabak terdiri dari telur bebek, daun bawang, bawang bombay, dan daging cincang yang dimasak sempurna. Perpaduan bumbu rempah khas Medan menjadikan rasanya begitu kuat dan berkarakter. Tak lupa, saus cuka pedas-manis sebagai pelengkap yang membuat setiap gigitan makin nikmat.
Daya Tarik Sosial Media dan “Street Food Experience”
Uniknya, martabak ini sempat viral di media sosial karena lokasi masaknya yang “nyeleneh.” Banyak food vlogger dan wisatawan yang sengaja datang untuk mencoba langsung sensasi makan martabak di pinggir selokan. Alih-alih merasa jijik, banyak yang justru menyukai keotentikan suasana tersebut. Ini menjadi bukti bahwa pengalaman kuliner tidak hanya soal makanan, tapi juga tentang cerita dan sensasi yang menyertainya.
Banyak pelanggan menganggap lokasi bukanlah masalah selama rasa dan kebersihannya tetap terjaga. Bang Ucok sendiri sangat menjaga kualitas dan kebersihan dagangannya, meskipun berjualan di pinggir jalan. Ia rutin membersihkan peralatannya dan menggunakan bahan-bahan segar setiap hari.
BACA JUGA: Kimbap ala Indonesia: Isian Ayam Suwir & Tempe Orek Perpaduan Korea & Nusantara