Pasar tradisional di Indonesia selalu memiliki daya tarik tersendiri. Selain hiruk-pikuk aktivitas jual beli, salah satu hal yang paling menarik dari pasar adalah ragam makanannya—dari jajanan pasar seperti klepon, onde-onde, risoles, hingga makanan rajazeus online berat seperti soto, pecel, dan nasi uduk. Namun, satu pemandangan yang sering terlihat dan masih menjadi perdebatan hingga kini adalah para pedagang yang mengolah atau menyajikan makanan langsung dengan tangan tanpa sarung.
Apakah ini sekadar tradisi lama yang belum tergantikan, bentuk kepraktisan, atau sebenarnya mengandung risiko kesehatan yang serius?
Antara Kebiasaan dan Kepraktisan
Bagi banyak pedagang pasar, menggunakan tangan tanpa sarung saat menyajikan makanan sudah menjadi bagian dari rutinitas. Beberapa alasannya antara lain:
-
Lebih praktis dan cepat, terutama saat melayani pembeli yang antre
-
Lebih mudah merasakan tekstur makanan saat membungkus atau mencetak jajanan
-
Sudah dilakukan sejak lama dan tidak pernah menimbulkan keluhan dari pembeli
Bahkan, bagi sebagian pelanggan, melihat pedagang menyentuh makanan langsung tanpa sarung dianggap lebih “alami” dan menambah kesan tradisional dari jajanan pasar itu sendiri.
Risiko Kesehatan yang Mengintai
Meski terlihat biasa saja, kontak langsung tangan ke makanan tanpa sarung sebenarnya menyimpan potensi bahaya. Tangan adalah media paling cepat dalam menyebarkan kuman, bakteri, dan virus, seperti:
-
Salmonella
-
E. Coli
-
Staphylococcus aureus
Jika pedagang tidak mencuci tangan dengan benar setelah memegang uang, menyentuh benda kotor, atau batuk dan bersin, maka risiko kontaminasi silang sangat tinggi. Hal ini bisa menyebabkan keracunan makanan, diare, hingga infeksi pencernaan, terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia.
Apa Kata Regulasi dan Ahli?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan standar kebersihan pangan yang menekankan pentingnya:
-
Menggunakan sarung tangan saat menyentuh makanan siap saji
-
Rutin mencuci tangan dengan sabun
-
Menjaga kuku pendek dan bersih
Meski pengawasan makanan di pasar tradisional tidak seketat restoran atau gerai modern, edukasi terhadap pedagang kecil tetap penting agar standar higienitas makanan tetap terjaga.
Solusi dan Jalan Tengah
Menjaga keaslian cita rasa makanan tradisional tidak berarti mengabaikan aspek kebersihannya. Beberapa solusi yang bisa dijalankan:
-
Edukasi pedagang untuk rajin mencuci tangan dengan sabun
-
Menggunakan sarung tangan plastik atau penjepit makanan untuk makanan siap saji
-
Menyediakan air bersih dan sabun di lapak pedagang
-
Membiasakan pelanggan untuk lebih selektif dan kritis terhadap kebersihan penyajian
BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI: Haleem: Bubur Daging dengan Tekstur ‘Mencurigakan’